Ya Allah, tertolak lagi
Ya Allah... tertolak lagi.
Entah ini yang keberapa kalinya aku mencoba, berharap, lalu akhirnya kembali menelan kecewa. Rasanya seperti pintu yang sudah kugedor dengan segala daya, tetap saja tak kunjung terbuka. Aku tahu, tidak semua hal bisa aku miliki. Aku sadar, tak semua harapan akan berujung pada kenyataan. Tapi tetap saja... sakit itu datang setiap kali kenyataan tak berpihak.
Bukan karena aku tak bisa menerima, tapi karena aku sudah terlalu sering menggantungkan harapan dengan penuh keyakinan. Aku pikir kali ini akan berbeda. Aku pikir setelah semua usaha dan doa, akhirnya akan ada celah terbuka. Tapi nyatanya tidak. Lagi-lagi tidak.
Ya Allah… aku tahu Engkau tak pernah menutup jalan tanpa menyiapkan jalan lain. Tapi kadang hatiku lelah menebak-nebak: jalan mana lagi yang harus kutempuh? Sejauh ini, aku hanya ingin merasa cukup... cukup layak, cukup diterima, cukup dipertimbangkan. Tapi bahkan itu pun terasa jauh.
Tertolak bukan hanya tentang gagal mendapatkan sesuatu. Lebih dari itu, ia menampar keyakinan dan membuatku mempertanyakan "Apa aku memang tak pantas?"
Aku tahu, mungkin aku belum siap. Mungkin belum waktunya. Tapi Ya Allah... bukankah Kau juga tahu aku sudah terlalu sering menahan kecewa ini sendirian? Aku belajar untuk tidak iri, aku belajar untuk tetap berjalan dengan kepala tegak. Tapi di balik itu semua, aku menangis, dalam.
Aku tahu takdir-Mu pasti yang terbaik. Tapi, bagaimana caranya meyakinkan hati yang mulai kehilangan semangat? Bagaimana caranya bertahan saat dunia terus bilang "tidak", padahal aku hanya ingin satu saja berkata "iya"?
Ya Allah… jangan biarkan aku menyerah. Jangan biarkan rasa putus asa ini menggerogoti imanku. Bantu aku memahami, bahwa setiap penolakan ini bukan hukuman, tapi bentuk perlindungan. Bahwa setiap jalan buntu ini adalah cara-Mu mengarahkan aku ke arah yang lebih tepat.
Dan meski hari ini tertolak lagi, ajari aku untuk tetap berdoa. Untuk tetap percaya. Karena aku tak ingin kehilangan-Mu hanya karena terlalu sibuk menangisi apa yang tak bisa kumiliki.
Aku hanya ingin merasa... bahwa ada tempat untukku. Bahwa suatu hari nanti, akan ada jawaban yang berkata: "Ini untukmu."
Tapi untuk saat ini, Ya Allah... kuatkan aku. Peluk aku. Dan dengarkan aku, sekali ini saja...
Komentar
Posting Komentar